***

6/24/2011

Asal Mula Kata ' Pacaran '




Cinta itu tidak buta karena tidak bermata dan tidak tuli karena tidak bertelinga. Cinta itu pasif........dan akan aktif tergantung cara manusia mengaktifkannya. Jika cinta hinggap di mata manusia yang jauh dari nilai islam, akan merubah mata itu menjadi mata keranjang. Jika cinta hinggap di hati manusia yang bersahabat dengan syetan, maka cinta akan menjelma menjadi birahi.

Karenanya tak sedikit manusia yang menjadi BUDAK NAFSU dan menjadi KORBAN CINTA. Cinta yang hinggap pada manusia durjana akan merubah cinta menjadi perantara zina. Akibatnya segala yang dilakukan atas nama cinta menjadi bentuk zina yang terang terangan.

Akibat cinta zina ini maka menjamurlah perilaku syetan yang jadi kebanggaan. Percampuran dan berdua duaan menjadi hal yang lumrah. Media cetak dan elektronik berlomba memanas manasi agar manusia lebih mencintai NAFSU ketimbang AKAL SEHAT.

Dipampanglah dada dan paha wanita agar semua orang tahu bahwa disanalah adanya cinta. Yang lebih mengerikan, muncul budaya pacaran yang asalnya untuk saling mengenal, maka kini berubah menjadi upaya saling melampiaskan nafsu hewan. Jadilah manusia itu binatang, bahkan lebih sesat dari binatang. Kondisi ini nampaknya telah membudaya. Muda mudi hilir mudik setiap malam minggu hanya untuk melampiaskan NAFSU HEWANnya. (menyusul = membongkar kedok oknum muslim/muslimah dibalik perilaku pacaran)

Kata Pacar sendiri ternyata berasal dari nama sejenis tanaman hias yang CEPAT LAYU dan MUDAH DISEMAI kembali. Tanaman ini tidak bernilai ekonomis (tidak ada harganya) sehingga tidak diperjualbelikan. Hal ini sebagai simbol bahwa pacaran adalah sebuah perilaku yang MURAHAN. Jika sudah puas dengan pacarnya, maka dia dipastikan akan mudah mencari atau beralih kepada pacar barunya, ini adalah sebuah ketetapan yang sangat susah dicari alasan penolakannya.

Praktek pacaran saat ini merupakan pembenaran pada perilaku seksual.Terbukti fenomena kehamilan remaja dan praktek aborsi jumlahnya sudah diambang toleransi. Berbagai riset baik diluar maupun di dalam negeri telah menunjukkan betapa eratnya hubungan remaja dengan seks bebas. Ramonasari (1996:304) mengungkapkan bahwa hampir 80 % remaja melakukan seks bebas dengan pacarnya dalam jangka waktu pacaran kurang dari 1 tahun.

Dalam berpacaran, syetan bisa berasal dari sang laki laki atau pun perempuan. Pada laki laki syetan meniupkan godaan dengan cara menggombal. Sementara wanita menggoda dengan auratnya atau dengan pakaian menantang, ketat ataupun tembus pandang yang dikenakannya. Jadilah keduanya MANUSIA BERMENTAL IBLIS yang saling menggoda dan tebar pesona kemanapun langkahnya.

Kita, bahkan adik adik kita pun akan merasa tidak aman dengan keadaan demikian bahkan serasa tidak berdaya untuk menggempur lajunya. Keadaan negara dengan hukum yang seenaknya dibuat lalu seenaknya dilanggar membuat bencana ini makin menggila. Satu satunya jalan adalah menerapkan hukum sempurna yang tak satupun orang berani melanggarnya kecuali dia akan di kepung oleh para pengawal hukum tersebut yang notabene sekarang justru dibelenggu oleh orang orang yang Naudzubillah dalam Al Quran disifatkan dengan ORANG MUNAFIK.

"Jika dikatakan kepada mereka, “Marilah kalian (tunduk) pada hukum yang telah Allah turunkan dan pada hukum Rasul,” niscaya kamu lihat orang-orang munafiklah yang menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya......." (QS an-Nisa : 61-63)

Jika sudah jelas seperti itu, bagaimana nasib para pemimpin negeri ini? anggota dewan negeri ini?, atau mungkin ada dari pembaca situslakalaka yang menemukan rujukan yang lebih sempurna dari sinyal Allah diatas ? Wahai para praktisi muslim, cendekiawan muslim, buktikan kalau kalian bukan cuma berakal. Indonesia pun masih ada di bumi Allah sebagaimana negara negara yang lain. Tidak takutkah kalian, tidak malu kah kalian? Jika kalian merasa keberatan dengan hukum itu, CARILAH BUMI LAIN SELAIN BUMI ALLAH !!!!!!!

http://situslakalaka.blogspot.com/2011/06/murahan-ternyata-dari-sinilah-awal-mula.html?

6/08/2011

Metropolitan, bukan metropolutan !

A Song for 5 of Juny.flv




In remembering 'World Environment Day'

- A great performance & koreografic from a Michael Jackson in this ' Earth Song ' klip. He poured much money to produce this video and all his heart, his wish to save the earth.
- Michael was not only a good performer.. he tried to make the world a better place, and learn people about what's going on in the world.. well he changed my life forever.
- Looked like he had a dream about a rewind button for the earth's track - not bad, but not found yet.
- Compared with other celebs, Michael was one of the only people out there that actually understood the importance of saving out earth. He had much fame, and he chose to do this making a really great choice. a lot of other people have fame ( famous ) , yet they dont use it to benefit anyone.

So, What are we doing to ourselves ?!?!

( Re-post some comments )






6/04/2011

Fenomena Akhwat Facebook-ers


( Maaf, belum bisa bikin tulisan sendiri, maklum pendatang baru ; msh perlu banyak belajar .. ^_^ ).


Terinspirasi dari sepekan kepergian Ustdzh Yoyoh Yusroh ke rahmatullah ( Yarhamullohu alaihaa, amiin ! ) ...

Saya kembali tergugah untuk mempelajari kajian-kajian Ke-Islaman, wa bil khusus ...Tarbiyah. Ingin ku posting salah satu dari materi yang telah kubaca. Tapi kupikir sdh banyak yang menulis hal itu ; mau posting tentang pesan-pesan, cerita jelang kepergian, atau video mengenai beliau pun saya rasa jg sdh banyak.

Satu aj .. ada gk, mksdnya ingat gk tentang salah satu ajaran dasar yg menjadi ' mainstream' dalam tarbiyah ; GHADUL BASHAR ( menundukkan pandangan ).

Bnyk kulihat aktifis yg mengoleksi video ataupun buku bacaan ttg KH. Rahmat Abdulloh, Ustdzh Yoyoh, dsb. Nmn, ku tanya untuk apakah semua itu bila hanya sebagai koleksi semata ?!

Maaf .. eh, afwan ... sy kurang ngerti tentang kajian Tarbiyah, sy cm ikut dukung adik-adik perempuan yg pernah ikut disana ( 3 orang, ketiganya jadi penggerak Remaja Mesjid di kampungku ). Nmn, saya teringat sebuah pepatah yg berbunyi :

" Untuk apa benda kenangan, kalau wasiatnya tak dilaksanakan ?! "

Maka, pada kesempatan ini izinkan saya memposting sebuah tulisan yang baru kubaca di situs eramuslim.com, yg ternyata di tulis oleh salah seorang ' penduduk' MP juga.selamat menyimak !



Fenomena Akhwat Facebook-ers

Senin, 10/01/2011 11:07 WIB


Suatu hari saat chatting YM, saat aku belum memiliki akun FB..

”Ada FB ga?”

”Ga ada. Adanya blog multiply. perempuanlangitbiru.multiply.com..”

Tak berapa lama kemudian.

”Kok foto di MPmu (multiply, red), anak kecil semuanya siih? Fotomu mana?”, tanya seorang akhwat yang baru dikenal dari forum radiopengajian.com.

”Itu semua foto keponakanku yang lucu..”, jawabku.

Suatu hari di pertemuan bulanan arisan keluarga..

"De' kok di FBmu ga ada fotomu siih?" tanya kakak sepupu yang baru aja ngeadd FB-ku.

"Hehe.. Ntar banyak fansnya.." jawabku singkat sambil nyengir.

Suatu siang di pertemuan pekanan..

"Kak, foto yang aku tag di FB diremove ya? Kenapa kak?" tanya seorang adik yang hanya berbeda setahun dibawahku..

"He.." jawabku sambil senyum nyengir yang agak maksa.

Suatu malam di rumah seorang murid.

”FBmu apa? Saya add ya..” tanya bapak dari muridku.

Setelah add FBku sang bapak bertanya, ”Kok ga ada fotonya siih?”

Aku hanya bisa ber-hehe-ria.

Dari beberapa kejadian itu, aku hanya bisa menyimpulkan bahwa yang pertama kali dilihat orang ketika meng-add FB seseorang adalah fotonya. Entahlah apa alasannya, mungkin memang ingin tahu bagaimana wajah sang pemilik akun FB, padahal kan yang di add biasanya yang sudah dikenal. Lantas jika memang sang empunya akun tidak memajang foto dirinya di FB, langsung deh jadi bahan pertanyaan, bahkan untuk seorang akhwat sekalipun.

Jika ditilik-tilik, fenomena foto akhwat yang bertebaran di dunia maya nampaknya sudah bukan barang asing lagi. Kita dengan mudah menemuinya termasuk di FB. FB yang merupakan suatu situs jejaring sosial begitu berdampak besar bagi pergaulan masyarakat dunia, pun termasuk pergaulan di dunia ikhwan akhwat.

Maraknya foto akhwat yang bertebaran di FB, membuat LDK (Lembaga Da’wah Kampus) suatu kampus ternama harus membuat peraturan yaitu tidak memperbolehkan akhwat aktivis da’wah kampus memajang foto dirinya di FB. Tentu saja banyak reaksi yang muncul dari peraturan dan kebijakan itu, mulai dari yang taat menerima dengan lapang dada sampai ada juga yang mem’bandel’. Namun apalah arti sebuah peraturan jika memang kita tidak mengetahui fungsi dan tujuannya dengan benar, dapat dipastikan peraturan hanya untuk dilanggar jika ditegakkan tanpa kepahaman.

***

Di suatu pertemuan para akhwat aktivis da’wah kampus..

”Ayolaaah, foto bareng..” rayuku sebagai fotografer ketika terheran-heran melihat seorang akhwat yang tidak mau ikut foto, menjauhi kumpulan akhwat yang siap-siap berpose.

Selidik punya selidik ternyata akhwat tersebut kapok untuk difoto karena fotonya beredar di FB padahal dia ga punya FB. Fotonya bisa beredar di FB karena teman-teman satu jurusan mengunduh foto momen bersama di FB yang tentu saja ada dirinya di dalam foto itu. Padahal saat itu, aku belum punya FB (hanya memiliki blog di multiply) dan tidak terbersit sedikit pun berniat untuk mempublish foto itu di dunia maya, yaaa hanya untuk disimpan di folder pribadiku. Foto kebersamaan dengan para saudari seperjuangan yang bisa membangkitkan semangat di saat-saat tak bersemangat, hanya dengan melihatnya.

Jika diperhatikan dengan seksama, ternyata benar bahwa orang-orang termasuk akhwat sudah terbiasa berkata, ”Nanti jangan lupa di upload n di tag in di FB ya..” setelah melakukan foto bersama.

Benar saja! Di suatu kesempatan berselancar di dunia maya, di saat aku akhirnya memutuskan membuat akun FB, melihat-lihat, berkunjung ke FB para akhwat, dan ternyata benar saja foto-foto akhwat dengan mudah dilihat para pengguna FB yang telah menjadi temannya. Aku yang memiliki kepribadian idealis-pemimpi agak terkejut juga melihat hal itu, secara baru terjun di dunia perFBan.

Terkejut karena kecantikan para akhwat dengan mudah dinikmati oleh orang lain. Aku agak bingung juga harus bagaimana melihat fenomena akhwat facebook-ers. Ada kekhawatiran apakah terlalu idealisnya pikiranku yang mungkin sebenarnya mengunduh foto sudah menjadi hal yang biasa saja di kalangan para akhwat. Itulah realita yang ada. Entah apa yang melatarbelakangi para akhwat akhirnya mengunduh foto pribadinya atau bersama rekan-rekannya di FB.

Hingga akhirnya pada suatu hari, terjadilah sebuah percakapan:

”Kenapa siih yang dilarang majang foto itu cuma akhwat? Kenapa ikhwan juga ga dilarang?? Bukannya sama aja ya? Sama-sama bakalan dinikmati kecantikan atau kegantengannya kan?” tanyaku bertubi-tubi kepada seorang saudari yang sepemikiran denganku tentang fenomena foto akhwat di FB.

”Ya beda-lah.. Coba kita liat para cewek yang ngefans sama artis-artis cowok Korea, mereka cuma ngeliat cowok Korea itu sekadar suka-suka yang berlebihan.. Udaaaah, hanya sebatas suka ngeliat. Tapi kalo cowok yang ngeliat foto cewek, itu beda. Kamu tau kan kalo daya lihat para cowok itu berbeda? Ada pemikiran-pemikiran tertentu dari para cowok ketika melihat seorang cewek bahkan hanya sekadar foto.”

Hmm.. yayaya.. Memang aku pernah mendengar bahwa daya lihat seorang laki-laki itu 3 dimensi. Laki-laki bisa membayangkan dan memikirkan hal-hal yang abstrak diluar dari yang dia lihat. Bahkan katanya lagi, seorang laki-laki bisa saja memikirkan seorang perempuan tanpa berbusana hanya karena melihat seorang perempuan yang berbusana mini berlalu di hadapannya. Namun kebenaran itu belum bisa kubuktikan karena aku hanyalah seorang perempuan biasa bukan seorang laki-laki.

Pantas saja Allah memerintahkan kita untuk menahan pandangan, seperti dalam firman-NYA:

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya. . . . .” (QS. An-Nuur [24] : 30-31)

Ayat ini turun saat Nabi Shalallahu a’laihi wassalam pernah memalingkan muka anak pamannya, al-Fadhl bin Abbas, ketika beliau melihat al-Fadhl berlama-lama memandang wanita Khats’amiyah pada waktu haji. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa al-Fadhl bertanya kepada Rasulullah Shalallahu a’laihi wassalam, “Mengapa engkau palingkan muka anak pamanmu?” Beliau Shalallahu a’laihi wassalam menjawab, “Saya melihat seorang pemuda dan seorang pemudi, maka saya tidak merasa aman akan gangguan setan terhadap mereka.”

Dari ayat diatas dapat dilihat bahwa yang diperintahkan untuk menahan pandangan bukan saja laki-laki namun juga perempuan. Untuk itu, sudah seharusnya kita menjaga pandangan dari hal-hal yang tidak seharusnya kita pandang.

Lalu apa hubungannya dengan pemajangan foto di dunia maya?

Jika dulu kasus menjaga pandangan hanya karena bertemu dan bertatap langsung, namun saat ini sudah lebih canggih lagi, tanpa bertemu dan bertatap pun, godaan menahan pandangan itu tetap ada. Ya! Bisa jadi dengan banyaknya bertebaran foto akhwat di dunia maya, itulah godaan terbesar. Buat para ikhwan, harus mampu menahan pandangan di saat berselancar di dunia maya, di saat-saat kesendirian berada di depan layar komputer ataupun laptop. Kondisikan hati terpaut dengan Allah saat-saat kesendirian, jangan sampai kita menikmati foto akhwat yang bertebaran di dunia maya. Buat para akhwat, yang memang merupakan godaan terbesar bagi para ikhwan, akankah kita terus menciptakan peluang untuk membuat para ikhwan ter’paksa’ memandangi foto-foto pribadi kita?

***

Kejadian demi kejadian yang kutemukan di dunia maya begitu banyak menyadarkanku akan pentingnya seorang akhwat menjaga dirinya untuk tidak mudah mengupload foto dirinya di dunia maya.

Beberapa hari belakangan ini, ketika sedang mencari desain kebaya wisuda untuk muslimah berjilbab di mesin pencari google, diri ini dipertemukan dengan sebuah blog yang bernama 'jilbab lovers'. Pecinta jilbab. Ya! Sesuai namanya, di blog itu berisi hampir semuanya adalah foto-foto muslimah berjilbab dengan berbagai pose. Di antara beberapa foto muslimah berjilbab itu, aku temukan 3 komentar yang mengomentari foto seorang gadis, aku akui gadis dalam foto itu sungguh cantik, memenuhi kriteria wanita cantik yang biasanya dikatakan sebagian besar orang. Beginilah kurang lebih komentar 3 orang laki-laki pada foto gadis itu dengan sedikit perubahan:

”Itu baru namanya gadis .. cantik nan islami.. sempuuuuurnaaaa... salam kenal..”

”Subhanallah ada juga makhluk Allah seperti ini ya..”

”Subhanallah..”

Jika kita lihat ke-3 komentar diatas, bisa dilihat bahwa komentarnya begitu islami dengan kata-kata Subhanallah namun juga menyiratkan bahwa sang komentator begitu menikmati kecantikan sang gadis di dalam foto. Hal ini menandakan bahwa siapapun yang melihat foto itu memang pada akhirnya akan menikmati kecantikan sang gadis berjilbab. Allahurobbi, akankah kita -para akhwat- rela jika kecantikan diri kita dapat dengan bebas dinikmati oleh orang lain yang belum halal bagi kita bahkan belum kita kenal?

Mungkin akan ada sebagian dari kita -para akhwat- yang akan menepisnya, ”Aaahh,, itu kan foto close up. Kalo foto bareng-bareng ya gpp donk?”

Hmm.. ada satu lagi yang kutemukan di dunia maya mengenai foto muslimah berjilbab. Pernah suatu hari, ketika diri ini mencari gambar kartun akhwat untuk sebuah publikasi acara LDF (Lembaga Da’wah Fakultas) di mbah google, kutemukan foto muslimah berjilbab yang sudah diedit sedemikian rupa hingga menjadi sebuah gambar porno. Memang gambar itu tidak kutemukan langsung diawal-awal halaman pencarian google, tapi berada di halaman kesekian puluh dari hasil pencarian keyword yang aku masukkan. Terlihat foto wajah sang muslimah begitu kecil (kuduga dicrop dari sebuah foto) dan dibagian bawah wajah sang muslimah berjilbab diedit dengan dipasangkan foto/gambar sesuatu yang seharusnya tidak diperlihatkan. Naudzubillahimindzalik..

Bagaimana perasaan kita jika seandainya melihat foto diri kita sendiri yang sudah diedit menjadi gambar porno dan dinikmati oleh orang banyak di dunia maya? Atau bagaimana perasaan kita jika ada kerabat dekat yang melihat foto kita yang sudah diedit sedemikian rupa menjadi gambar porno?

Semoga saja hal ini tidak menimpa diri kita. Ya Rabb,, bantu kami –para akhwat- untuk menjaga kemuliaan diri kami..

Mungkin kita bisa mengambil teladan dari kejadian di bawah ini...

Suatu ketika, diri ini menemukan blog (multiply, red) seorang ustadz. Dalam blog itu, terlihat foto sang ustadz bersama ketiga anaknya yang masih kecil, tanpa terlihat ada istrinya. Di bawah foto itu diberi keterangan, ”mohon maaf tidak menampilkan foto istri saya..”

Dari situ aku ambil kesimpulan bahwa sang ustadz sepertinya memang tidak ingin menampilkan foto sang istri. Bisa jadi karena begitu besar cintanya terhadap sang istri, maka tak boleh ada yang menikmati kecantikan sang istri selain dirinya, begitu dijaga sekali kemuliaan istrinya. Ya Rabb, semoga kami -para akhwat- bisa menjaga kemuliaan diri kami..

Mungkin kita bisa mengambil hikmah dari kejadian di bawah ini...

Baru saja kemarin, di perkampungan multiply, MP, ada berita bahwa ada seorang ikhwan yang tiba-tiba minta ta’aruf dengan seorang akhwat padahal belum kenal sang akhwat dan hanya melihat foto sang akhwat di FB. Huufffhh.. ada-ada aja..

Jika diliat dari akar masalahnya mungkin berasal dari foto sang akhwat di FB, bukan begitu?

Jadi, apa yang akan kita –para akhwat- lakukan setelah ini?

***

Tulisan ini dipublish terutama ditujukan pada diri sendiri sebagai seorang akhwat serta untuk saling mengingatkan para facebookers yang lain. Semoga kita bisa menjaga kemuliaan diri kita sebagai seorang akhwat ketika berada di dunia maya.

”Kejahatan itu bukan hanya sekadar berasal dari niat seseorang untuk berbuat jahat tapi karena ada kesempatan. Waspadalah.. Waspadalah..”

Semangat bermanfaat!

Jadikan dunia maya sebagai ladang amal kita

###

Penulis bernama LhinBlue, seorang staf di biro PPSDM (Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Muslim) SALAM UI, yang baru saja menyelesaikan studi S1 di Kimia FMIPA UI

Mahasiswi Kimia FMIPA UI 2006

http://perempuanlangitbiru.multiply.com