Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI Daryatmo :
"Hari Jumat ini adalah hari kesepuluh dilaksanakan operasi SAR. Sesuai hasil penyisiran tidak lagi ditemukan tanda-tanda masih ada korban karena itu proses evakuasi terhitung mulai sore ini dihentikan," katanya saat menyampaikan keterangan pers di Jakarta, Jumat.
Dalam penyampaian keterangan pers yang disiarkan langsung oleh stasiun televisi nasional, Daryatmo mengatakan bahwa selama sepuluh hari kegiatan operasi Tim SAR Gabungan sudah menemukan dan mengirimkan 35 kantung berisi jasad dan properti korban dari lokasi jatuhnya pesawat ke Jakarta untuk keperluan identifikasi.
http://www.pikiran-rakyat.com/node/189173?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter
BalasHapusMinggu, 20/05/2012 - 21:35
JAKARTA, (PRLM).- Seluruh korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 telah berhasil diidentifikasi, pada Minggu (20/5). Dengan demikian, proses identifikasi sebanyak 45 penumpang pesawat (sesuai manifes penerbangan joy flight) yang dilakukan oleh Tim dari Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri itu dianggap telah selesai.
Pengumuman hasil identifikasi seluruh korban Sukhoi itu lebih cepat enam hari dari perkiraan waktu sebelumnya yang ditargetkan rampung pada Sabtu (26/5/12) mendatang.
"Proses identifikasi keseluruhan korban Sukhoi telah berakhir pada hari Minggu 20 Mei pukul 13.00 WIB atau hari kedelapan dimulainya pencocokan post mortem dan ante mortem di Posko DVI RS Polri. Berkat doa seluruh masyarakat, tim DVI merampungkan tugas lebih awal dari jadwal yang telah ditentukan dengan hasil akurasi mencapai 100 persen," ujar Ketua Komite DVI, Brigadir Jenderal Ahmad Mussadeq, saat memberikan keterangan pers, di ruang Gedung Utama RS Polri, Jakarta, Minggu (20/5/12).
Ahmad menjelaskan, kecepatan tim dalam mengidentifikasi seluruh korban melebihi perkiraan semula. Tim DVI yang berjumlah 150 personel yang dioptimalkan dengan pembagian tugas antara tim ante mortem dan tim yang menangani post mortem.
Selain itu, tim mampu bertugas selama 24 jam nonstop dengan sistem pembagian personel menjadi tiga shift. Tim yang bertugas fokus pada proses ante mortem mengumpulkan data dari pihak keluarga korban yang ikut dalam pesawat Sukhoi tersebut.
Proses identifikasi korban berpatokan pada data ante mortem yang diserahkan oleh keluarga korban di Lanud Halim Perdanakusuma dan RS Polri. Sementara itu, tim lainnya menangani data post mortem dari 35 kantong jenazah yang terdiri dari 30 kantong berisi body parts dan lima kantong berisi properti yang telah diterima RS Polri.
"Tim post mortem mulai aktif bekerja pada 11 Mei setelah tim Basarnas mengevakuasi jenasah dari lokasi jatuhnya pesawat," ujarnya.
Meski mampu menyelesaikan pekerjaan sebelum waktu perkiraan sebelumnya, namun, proses identifikasi tersebut dilakukan sesuai prosedur. Ia menjelaskan, tim DVI bekerja secara ilmiah dan profesional dengan prinsip cepat, tepat, dan akurat, sehingga hasil data identikasi dipastikan mencapai 100 persen.
"Proses identifikasi yang dilaksanakan sejak delapan hari silam di RS Polri berdasarkan data gigi geligi, DNA, tanda-tanda medik, dan properti," katanya.
Tim DVI juga tak lupa mengapresiasi dan mengucapkan terimakasih bagi seluruh pihak yang telah bekerja sama ikut mendukung proses identifikasi.
"Terimakasih kepada seluruh dokter Polri, Basarnas yang telah mengevakuasi korban, kepada Perguruan Tinggi yang telah mengirim ahlinya, dan kepada pemerintah Rusia yang telah mengirim tim dan perlengkapan pendukung identifikasi," tuturnya.
Meski begitu, ia meminta kepada pihak keluarga korban untuk bersabar. Jenazah korban belum dapat diserah terimakan kepada masing-masing keluarga korban.
Saat ini, Tim DVI masih harus melakukan sejumlah proses rekonstruksi bagian tubuh masing-masing korban. Meskipun telah mencocokkan ante mortem (data jenazah sebelum kematian) dengan post mortem (data jenazah sesudah kematian), bagian tubuh yang ditemukan terpisah itu harus dikumpulkan sesuai data setiap korban.
Rencananya, keluarga korban akan diberi kesempatan untuk melihat jenazah di RS Polri, pada Selasa (22/5/12), mulai pukul 13.00 WIB, sebelum prosesi penutupan peti jenazah.
Sementara pada Rabu (23/5), DVI akan menyerahkan jenazah kepada Negara, untuk selanjutnya Negara akan melakukan serah terima jenazah kepada keluarga korban. Rencananya, prosesi tersebut akan dilakukan di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta. (A-196/A-108)***
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/05/31/m4vbca-fdr-sukhoi-superjet-100-berhasil-ditemukan
BalasHapusSebulan berlalu baru diketahui biang musibah itu adalah kurangnya panduan dari pengawas udara di Menara ATC
BalasHapusberdasarkan rekaman yang diperoleh Tempo:
Yablontsev (Y): Tower 36801 good afternoon, establish Radial 200 degrees VOR ten thousand feet.
Petugas menara berinisial N (N): RA-36801 radar contact, maintain ten thousand proceed area.
Y: Maintain level 10.000 feet 36801.
(Kala itu, jam menunjuk angka 14.24. Sekitar 12 menit setelah Superjet 100 lepas landas dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Superjet 100 pun mengarah ke Pelabuhan Ratu. Lokasi tujuan yang memang sudah direncanakan sebelumnya.)
Y: Tower, 36801 request descend 6.000 feet.
(Superjet sudah dua menit mengudara di ketinggian 10 ribu kaki.)
N: 36801, say again request.
(Yablontsev mengulangi permintaannya untuk turun ke 1.828 meter di atas permukaan laut.)
N: OK, 6.000 copied.
Y: Descend to 6.000 feet, 36801.
(Setelah itu, N kembali sibuk melayani 13 pilot yang meminta turun, orbit, atau naik. Semua dia lakukan sendiri, tanpa asisten.)
Y: Tower, 36801 request turn right orbit present position.
(Permintaan belok kanan itu diajukan Yablontsev pukul 14.28.)
N: RA-36801 approve orbit to the right six thousand.
(N langsung mengiyakan permintan Yablontsev sebelum menanyakan alasannya.)
Usai permintaan itu, tak ada lagi komunikasi. Sekitar lima menit usai pembicaraan itu, Sukhoi menghantam Gunung Salak. Petugas baru sadar 24 menit kemudian. Tak ada Sukhoi pada layar radar.
N: RA-36801...RA-36801...RA-36801...
Tiga kali Sukhoit dipanggil, tapi tak ada lagi jawaban. Hening....(Baca juga: Pilot Sukhoi Sempat Berteriak: Ya Tuhan Apa Ini!)
Baca transkrip komunikasi selengkapnya di laporan utama majalah Tempo, "Musabab Jatuhnya Sukhoi", edisi Senin, 18 Juni 2012.
http://id.berita.yahoo.com/begini-transkrip-percakapan-pilot-sukhoi-dan-atc-022849068.html