***

7/09/2020

Pojok Sedekah, Ajaran Kearifan Lokal Dalam Menghadapi Masa Paceklik

Pojok Sedekah adalah sebuah wujud prihatin dalam mengajak warga untuk
membantu sesama di tengah pandemik covid-19. Salah satu tempat yang
melaksanakan program tersebut diantaranya adalah warga Perumahan Gubug Permai,
Grobogan, Jawa Tengah. kegiatan unik itu berupa sedekah dengan menaruh berbagai
bahan pangan, seperti aneka lauk-pauk, sayur, dan buah. Bahan-bahan tersebut
diletakkan pada paku yang sudah terpasang di susunan kayu.

Media Pojok Sedekah ini ditempatkan di depan gapura masuk perumahan
tersebut. Semua warga yang berada dari kalangan mampu boleh mengisinya.
Sementara, yang tidak mampu bisa mengambil secukupnya.

Ada beberapa tulisan yang ditempelkan di media tersebut. Seluruhnya berisi
perintah kepada para penyumbang maupun yang mengambil bantuan tersebut. Untuk
yang menyumbangkan sedekahnya bisa langsung mencantolkan kresek berisi jenis
sumbangannya ke atas paku. Sementara yang tak mampu, mereka juga diminta untuk
mengambil secukupnya saja.

Pihak RT tidak membatasi siapa yang boleh mengambil bahan pangan
tersebut. Bagi yang mampu tapi sangat membutuhkan suatu barang tersebut,
diperbolehkan mengambil.
Pojok Sedekah ini sudah didirikan sepuluh hari jelang lebaran. Pihak RT
berharap, adanya pojok sedekah ini setidaknya bisa membantu warga yang
benar-benar mengalami kesulitan, seperti saat pandemik covid-19. Di samping itu,
warga lingkungan yang dipimpinnya juga lebih bersemangat lagi untuk bersedekah
seperti ini. Bantuan ini dirasakan cukup membantu mereka yang tidak mampu secara
ekonomi terbantu.
Jika kita menelisik sejarah, kebiasaan tolong-menolong seperti ini tak lepas
dari budaya orangtua kita di masa lalu, yang dikenal dengan istilah ‘beas perelek’ /
nama daerahnya masing-masing. Yaitu sebuah gelas bambu yang digantungkan di
dekat pintu luar bagian atas yang untuk diisi beras oleh masing-masing penghuni
rumah. Hal ini dilakukan seminggu sekali seiring petugas yang akan mengambil
cantingan tersebut. Adapun hasil pengumpulan beras ini untuk mengantisipasi masa
paceklik/kemarau yang membuat gagal panen dimana-mana, sehingga warga desa
memiliki persediaan untuk menghadapi tibanya masa tersebut. Inilah salah satu
metode ‘ketahanan pangan’warisan leluhur yang penting untuk kita ingat dan kita
teruskan kepada generasi sekarang.
Disamping karena ajaran yang turun-temurun, motivasi berbagi juga
didukung oleh faktor agama yaitu tibanya masa pandemi di saat bulan ramadhan.
anjuran bersedekah karena pahala yang berlipat ganda di bulan tersebut turun menjadi
faktor penting yang mendorong masyarakat berpartisipasi dalam program pojok
sedekah.
Jika menilik negara lain, semisal di negara Turki ada kegiatan serupa yang
motifnya hampir mirip seperti ini. Yaitu bernama budaya bakkal alias 'Roti di
Gantungan'. Dimana para penjual roti menyediakan sebuah keranjang yang
tergantung di dinding toko, apabila ada pembeli yang ingin menyedekahkan uang
kembalian pembelian rotinya, maka si pedagang akan menaruh roti di keranjang
tersebut sesuai harga uang kembalian, nanti apabila ada fakir-miskin yang datang
maka ia boleh mengambilnya secara cuma-cuma sebagaimana telah di maklum.