***

5/20/2020

PSD : ANTARA PASAR DAN MESJID


izinkan saya yang fakir ilmu ini mencoba mengurai 2 kasus tersebut dari beberapa sudut pandang :

1. Sudut Pandang Agama

- bahwa pelarangan kegiatan ibadah sementara hingga penutupan tempatnya sekalipun itu memang ada kasusnya dalam sejarah dan dibenarkan bila kriterianya memenuhi syarat. Penentangan hal tersebut justru membuat konsekuensi kita sebagai seorang muslim dipertanyakan.
- hukum furu itu boleh berubah sesuai tuntutan jaman karena yang tidak boleh berubah itu hukum asal/ushul. Salat adalah wajib itu hukum asal, tetapi bagaimana salat dilaksanakan itulah yang furu'
- mengapa pelarangan salat jum'at, tarawih, & i'ed kita pertentangkan sementara salat jama', qashar, duduk, berbaring tidak kita persoalkan padahal keduanya sama-sama produk fiqh/ijtihad

 2. Sudut Pandang Hukum Positif

- jangan membalas kasus dengan kasus karena kita tahu kekuasaan ada ditangan siapa. Ibarat main bola, kita ditekel keras lalu kita tekel balik itu malah hukumnya berbalik; dia cuma kartu kuning, kita malah dapat kartu merah, karena ada unsur main hakim sendiri
-maka balaslah eksekusi dengan mengkaji dasar hukumnya sendiri. misal :
-pasar tidak dibersihkan, mesjid sudah dibersihkan
-pasar menghiraukan PSD, mesjid sudah jaga jarak
- pasar tidak ditutup, maka dengan sendirinya penutupan mesjid adalah cacat hukum dan bisa batalkan
dsb

3. Sudut Pandang Penegak Hukum

- Polisi itu hanya melaksanakan intruksi bupati/gubernur, dan hal yang paling mudah dilakukan adalah pada lingkungan dengan skala kecil. Karena jika semuanya dibiarkan malah dianggap tidak ada kerja sama sekali.
Polisi tidak menindak pasar, mungkin wajar ; jumlah personil kalah jauh dari masyarakat yang melakukan perlawanan. mereka bisa berlindung di balik UU keselamatan kerja. Sementara mesjid adakah yang melakukan hal yang sama? misal membuat pernyataan : " kami sudah melaksanakan protokol, jika terjadi apa-apa kami semua jama'ah disini bersedia bertanggung jawab dan ditahan pihak kepolisian. kenyataannya belum ada kan ?

4. Sudut Pandang Psikologis

Ada kaidah ' saling diam dan membiarkan adalah bentuk ketidakpedulian paling tinggi'
Jika anak kita keluyuran tanpa arah dan kita marahi bahkan kita pukul [ syar'i] itu pertanda interaksi sosialnya masih bagus.
Tapi kalo sudah tidak ngobrol sama sekali justru itu pertanda buruk .
Polisi begitu rewel terhadap mesjid anggap saja itu pertanda sayang sama orang-orang baik & penurut, sementara pasar mereka biarkan mungkin sudah tak peduli ; mau sakit, mau mati semuanya juga terserah. Yang penting jangan sampai berlebihan hingga test darah yang berpotensi menyimpan kesalahan (Margin of Error/ME). karena standarnya sendiri swab test & rapid test.







--------------------------
Wallahu'alam bis showabih.

Al faqir, Agus Zen

5/17/2020

HIKMAH CORONA 2 - Ditutupnya Mesjid

Beberapa mesjid terpaksa di tutup demi mengikuti anjuran pemerintah terkait ibadah di zona merah. Banyak yang merasa tidak nyaman dengan hal ini meski sebenarnya ada beberapa hikmah yang kita petik . secara kasat mata mesjid itu ditutup , namaun secara hakikat ia malah semakin terbuka karena hal-hal sebagai berikut ;


  1. Orang-orang mulai kembali belajar ibadah dengan serius karena beberapa suami ternyata masih awam dalam hal tsb, sedang ia tiba-tiba diangkat menjadi imam sehari-hari
  2. Mereka pun mulai kembali belajar tentang agama dengan serius mengingat  beratnya kesulitan yang mereka hadapi, dan ternyata jiwa mereka begitu rapuh  tanpa tuntunan ilahi
  3. Mereka juga berlomba-lomba membuat konten agama,baik nasehat, tips, tutorial, dsb yang tanpa terasa itu telah menjadikan rumah serasa mesjid/ memasukan suasana mesjid kedalam rumah
  4. Menguji keilmuan para takmir mesjid dimana terlihat mana yang benar-benar berilmu dalam menyikapi suatu fatwa dan mana yang tidak
  5. Merasakan pengalaman ibadah di masa Nabi Saw, khususnya di masa paceklik awal kaum muslimin tumbuh di mekah. Dimana mereka terisolir , ibadah sendiri-sendiri/ sembunyi-sembunyi. dalam suasana terancam maupun kelaparan.
  6. Begitu pun ketika di medinah, kita merasakan ketika shalat tarawih tidak ada kecuali 3 hari yang dicontohkan Nabi. Hal ini jika dibarengi dengan mempelajari sejarah / sirah nabawiyyah maka akan terasa relevan dan penuh penghayatan. Subhanallah.
  7. Terkait dengan bulan puasa yang kita hadapi, maka inilah mungkin sebenar-benarnya yang kita alami sepanjang hidup. dimana kita benar-benar menghayati kesulitan oranglain karena kita juga mengalaminya sendiri. Ibadah puasa yang selama ini hanya sekedar ritual.. taat sesaat, habis itu kembali maksiat.. akan menjadi bekal spiritual untuk 11 bulan setelah ramadhan. Akan membudaya puasa 6 hari dibulan syawal, puasa senin-kamis, ayyamul bidh, bahkan mungkin puasa daud, wirid-wirid, tilawah al quran, kajian-kajian online, dsb. 
  8. Terkait kehidupan bermasyarakat dan bernegara, kita pun makin terasa berani kritis terhadap keadaan, tak sekedar apatis dan spekulan. Betapa negara ini tak cukup kita serahkan kepada para pemangku jabatan, tapi kita perlu aktif melakukan pengawasan bahkan tak segan memberi solusi dan bantuan. 

  • Mungkin masih banyak hikmah lain yang bisa kita gali, namun saya cukupkan sampai disini saja sebagai sebuah motivasi pengantar. Semoga bermanfaat.








HIKMAH CORONA 1

BEBERAPA SISI POSITIF


Tidak ada di dunia ini yang terjadi secara kebetulan. Semua ada Tujuan  dan Hikmahnya

1. Corona menutup bar, klub malam, rumah bordil, kasino dan tempat orang berbuat maksiat.
2. Corona menurunkan suku bunga bank yang mencekik leher.
3. Corona membawa keluarga kembali ke dalam rumah dan melakukan aktivitas rumah bersama.
4. Corona memindahkan alokasi anggaran militer menjadi anggaran perawatan kesehatan
5. Corona melemahkan para  diktator dunia yang selama ini sombong luar biasa.
6. Corona membungkam kesombongan negara yang menganggap dirinya paling hebat dan tak terkalahkan.
7. Corona membuat manusia banyak berdoa dan berharap pada-Nya dan tidak semata-mata mengandalkan sains dan teknologi.
8. Corona memaksa negara memperhatikan rakyatnya.
9. Corona mengajarkan cara bersin, menguap, dan batuk yang baik dan benar.
10. Corona membuat kita tinggal di rumah dan hidup sederhana.
11. Corona mengajarkan bagaimana virus kecil yang berukuran 150 nano bisa mengalahkan tujuh milyar manusia yang hidup di bumi yang luasnya ratusan juta hektar.
12. Corona memberi kesempatan kepada kita untuk menyadari bahwa kematian itu nyata dan dekat dengan kita.
13. Corona mengajari kita agar tidak jajan dan makan sembarangan di luar.
14. Corona membangunkan kita pada kenyataan dan memberi kita kesempatan untuk meminta pengampunan dan pertolongan-Nya.
15. Corona menyadarkan kita bahwa apa yang kita miliki adalah milik Tuhan yang bisa diambil kapan saja.
Percayalah, Tuhan menurunkan sesuatu dengan hikmah; ada pelajaran besar dalam hal ini bagi mereka yang arif dan bijaksana untuk melihat dan menyadari.

Apa yang mustahil bagi  manusia , Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Berharap hanya kepadaNya.




BEBERAPA PESAN

1. Makanlah yang  menyehatkan lagi Halal. Jauhi makanan dan minuman Haram. Bukankah awalnya virus muncul setelah binatang binatang, liar, buas dan kelelawar dibantai dengan kasar atau dibakar hidup hidup lalu dimakan?.

2. Jangan lagi berpakaian  minim lagi ketat mengumbar aurat. Bukankah Covid-19 telah mendidik kita berpakaian serba tertutup?, dan memang kan semua agama Samawi memuliakan pakaian yang rapih, bersih dan sopan.

3. Jaga  ucapan, makanan, dan pendengaran. Bukankah masker Covid-19 telah mendidik kita  menutup mulut, lidah, telinga dan hidung?

4. Jangan lagi ada "pergaulan bebas" tanpa batas, selingkuh dan kumpul tanpa ikatan sah. Bukankah Covid-19 telah mendidik kita untuk Sosial Distancing dan Physical Distancing, jaga jarak, bahkan bersalamanpun tidak bersentuhan?.

5. Jangan lagi malas ke rumah rumah Ibadah, Masjid dll. Bukankah Covid-19 telah mendidik kita, bagaimana sedih dan stress nya kita tanpa ada tempat memohon, berdoa, tak bisa beribadah berjamah dan shalat di Masjid dalam suasan batin yang damai. Bagaimana sedihnya melepas saudara kita yang meninggal tanpa dishalatkan beramai ramai di Masjid?.

6. Jangan lagi pernah abaikan rumah, keluarga dengan terlalu sibuk di luar rumah. Bukankan Covid-19 telah mendidik kita untuk banyak tinggal di dalam rumah bersama keluarga ?

7. Jangan lagi ada rasa angkuh, sombong, dan merasa besar serba bisa. Bukankah Virus Corona yang kecil dan tak tampak mata itu telah mendidik kita, bahwa tidak ada yang mampu mencegahnya jika Covid-19 ingin datang mampir?, dan Covid-19 tidak mengenal status sosial miskin atau kaya, tua atau muda pembesar atau rakyat biasa, semua dihinggapi jika abai.

8. Jangan lagi jauh dari ALLAH SWT..Sang Maha Pencipta. Bukankan Covid-19 telah mendidik kita, dalam suasana Covid-19 aktif menyebar, semua orang ketakutan dan semua orang baru mendekat berdzikir dan berdoa, memohon perlindungan ALLAH Sang Kholiq?.

9. Jaga kebersihan dan ketertiban. Bukankah Covid-19 telah mendidik kita agar selalu menjaga kebersihan badan, pakaian, barang dan lingkungan dengan rajin mandi, mencuci tangan, semprot antiseptik dan disinfektan, dan tidak sembarangan membuang sampah?

10. Jangan lagi abai dan masa bodoh pada anugerah Allah yang melimpah tak terbatas, seperti sinar matahari, tumbuhan yang menyehatkan dll. Perbanyaklah bersyukur atas  karunia gratis itu semua. Bukankah Covid-19 telah mendidik kita agar rajin berjemur n OR di pagi hari, rajin minum jahe, sereh, kunyit, lemon dll agar daya tahan tubuh kita lebih kuat? . Tanam dan peliharalah tumbuhan yang memberi manfaat kesehatan.

11.Tingkatkan semangat kebersamaan, solidaritas, saling tolong. Jangan lagi semua dihitung berdasarkan kepentingan pribadi dan pamrih. Bukankah Covid-19 telah mendidik kita bahwa kita tidak mampu mengurus diri sendiri seorang diri, kita butuh orang lain yang meski bukan saudara seperti dokter, dll. Kalau tidak ditolong orang,  bisa mati mendadak di jalanan saat  dihindari orang karena takut tertular.

12.Berimanlah, beragamalah dengan baik. Percayalah yakinilah pada hal hal Ghaib yang tak tampak mata, seperti adanya Tuhan, ada Malaikat dan ada Jin. Jangan lagi menantang Tuhan dengan mengatakan, bagaimana percaya pada ALLAH SWT sedang kita tidak bisa melihat ALLAH. Bukankah Covid-19 mendidik kita bahwa meski Virus Corona tidak tampak. tapi ada, buktinya,  banyak yang terpapar oleh Covid-19 dan meninggal.

 13.Selalu mempersiapkan diri untuk kehidupan Akhirat dengan perbanyak  kebaikan, meningkatk kualitas n kuantitas ibadah dan amal sholeh. Hidup di Dunia ini hanya sementara saja, sewaktu waktu bisa mati. Bukankah Covid-19 telah mendidik kita bahwa kematian bisa datang menjemput secara tiba tiba dan di mana saja.

14.Daya tahan tubuh akan kuat jika selalu berbaik sangka, sabar, syukur, ikhlas dan jujur.
Daya tahan tubuh akan melemah saat pikiran dikuasai dengki, fitnah, iri, hasut, ujaran kebencian dan cacian, seks bebas, seks sesama jenis, dan Narkoba.

15.Maka perkuatlah ketahanan tubuh dengan selalu berbaik sangka,  husnudzon, ikhlas dan tawalkal. Jangan lagi ada iri, caci, dengki, ujar kebencian, fitnah dan kekerasan, Narkoba dan penyimpangan seksual. Bukankah Covid-19 telah mendidik kita bahwa Virus Corona mudah menyerang mereka yang daya tahan tubuhnya lemah?.

 16.Perkuat Silaturrahim. Jaga harmoni sesama makhluk. Jangan lagi merusak alam. Jangan ekspoilitasi kekayaan bumi secara berlebihan. Bukankah Covid-19 telah mendidik kita bahwa, adanya  keseimbangan dan pengurangan polusi industri, asap mesin, keseimbangan semburan kimia beberapa minggu ini, telah membuat udara, awan dan alam ini lebih cerah dan bersih?

17.Sungguh pelajaran yang luar biasa dari Virus Corona. Semoga  kita semua selalu dalam  lindungan Allah SWT dan dijauhkan dari semua musibah dan penyakit. Dan wabah Covid-19 cepat berlalu...

Aamin Allahumma Aamiin..