***

12/17/2011

Halal dan Haram di Era Modern

Cuplikan acara Dai Muda Pilihan - ANTV, 17 Desember 2011







HALAL DAN HARAM DI ERA MODERN


Dalam sektor hiburan :

Dasar hukum dari hiburan adalah mubah sepanjang  tidak melanggar aturan syara. Malah seorang sahabat pernah berpesan;

“ Bagilah waktumu menjadi empat  bagian; Untuk beribadah, bekerja, Silaturahmi, dan berhibur” .

Ada 3 syarat agar sebuah hiburan diperbolehkan

Pertama, tidak melanggar norma kesopanan

Kedua, tidak melalaikan

Ketiga, tidak mengarah kepada Zina

Hal ini sejalan dengan sebuah syair dari Grup Raihan yang berbunyi :

“ Berhibur tiada salahnya karena hiburan itu indah, hanya apbl salah memilihnya membuat kita jadi bersalah “

( Penceramah 1, Sherly Annavita- Aceh )


Dalam sektor pemerintahan :

Bila dalam Sinchan ada yang namanya Pahlawan Bertopeng, maka di parlemen kita pun ada yang namanya Penjahat bertopeng. Disebut demikian karena mereka sulit dikenali, dan bekas tindakannya pun sulit dilacak. Mereka itulah para pelaku suap dan korupsi. Pdhl, Nabi Saw bersabda :

“ Arrosyi wal murtasyi finnaar.. pelaku suap dan yang disuap, dua-duanya masuk neraka ! “

Makna arrosyii disini bermacam variabelnya; pelaku terkait, panitia anggaran, aparat Hukum, LSM, Auditor, bahkan Advokatnya sekalipun jika yang ia bela jelas-jelas bersalah.

Inilah yang membuat negara ini sulit maju, anggaran yang sedianya ditujukan bagi pertumbuhan ekonomi dan sektor-skctor kerakyatan, di ‘sunat’ di jalan bahkan raib entah kemana. Pdhl Nabi Saw bersabda :

“ Apabila Zina & riba telah merajalela di suatu negeri, maka telah halal atas mereka datangnya Azab Alloh “

Bandingkan dengan apa yang dilakukan pemerintah Jepang terhadap rakyatnya, khususnya di daerah Fukuoka. Disana pemerintah menerapakan motto ‘ ONE VILLAGE ONE PRODUCT’ untuk  merangsang rakyatnya berkompetisi. Bahkan mereka turun untuk membina, dan ikut mencicipi saat panen pertama mereka tiba.

( Penceramah 2, Maya Rahmatina – Banjarmasin )

 

Dalam makanan :

Isu yang paling utama dalam hal ini adalah hewan yang bernama Babi. Secara alamiah babi ditakdirkan tidak memiliki leher yang jelas, ini mengisyaratkan ia sebagai hewan yang tak halal disembelih. Yang lebih ditekankan, adalah cara hidup mereka yang kotor sekeras apa pun anda membuat mereka bersih. Bahkan mereka tak segan makan kotoran tetangganya, bahkan kotoran mereka sendiri disaat mereka lapar. Tak pelak lagi mereka menebarkan berbagai parasit, bakteri, cacing penyakit dalam tubuhnya yang akan menular ketika daginnnya disantap. Maka berhati-hatilah dalam setiap makanan yang kita beli dan kita konsumsi, pastikan jauh dari unsur-unsur yang mengandung babi.      

 Satu lagi keprihatinan kita adalah nasib para Tenaga Kerja kita di luar negeri yang bekerja di luar negeri . Mereka terkadang disuruh memasak daging Babi, bahkan ada yang dipaksa meyantapnya …

( Penceramah 3, Muhammad Irfan – Bandung )


Selanjutnya, saya kurang mengerti apa yang disampaikan. Terkesan terburu-buru, dan langsung jalan dalam intonasi yang tinggi. Namun, intinya ia mengajak bermuhasabah agar kita meningkatkan kecintaan kita kepada Alloh, sehingga meningkat pula ketaatan kita dalam mematuhi segaa aturannya .

( Penceramah 4, Fadhli - NTT )


Dalam ucapan dan pergaulan :

Seringkali saat kita belanja, bukan hanya sayur yang dibawa pulang, tapi juga ‘gosip’ yang dibahas di sana. Padahal itulah yang dinamakan ghibah. Nabi Saw bersabda :

“ Ghibah adalah membicarakan prihal seseorang yang tidak nampak dihadapan kita, yang apabila ia mengetahuinya akan merasa tidak suka walaupun itu benar “

Sayangnya ,di Majlis Ta’lim pun seringkali menjadi ajang saling membicarakan. Mungkin ini karena mereka memiliki 2 keanggotaan; anggota majis ta’lim , juga majlis INFOTAINMENT.

Sulit rasanya mencari acara TV yang ideal karena prinsip yang berlaku disana adalah mengejar rating & sponsor,mski buruk kualitas tayangan yang disiarkan.

( Penceramah 6, Ambia Dahlan – Jakarta )


Tips mudah mencari rizki yang halal

Tak usah pedulikan ucapan “ Nyari yang haram aj susah,apalagi yang halal”. Ucapan seperti ini lahir karena 2 hal;  gaya hidup hedonis yang menyebar dimana- mana, dan tiadanya keteladanan.Kita patut prihatin karena di tengah kondisi bangsa yang carut- marut, beberapa pejabat kita malah memberi contoh buruk dengan banyaknya anggaran negara yang  dipakai untuk perjalanan dinas yang sebernarnya tak perlu. Betapa ini adalah suatu contoh gaya hidup hedonis  yang  bisa merusak prilaku bangsa. Maka agar rezki yang kita halal dan barokah ; mari laksanakan tips SNI berikut ini :

S= Sedekah. Sbgmn dikatakan sebuah hadits; Tiada akan berkurang harta yang disedakahkan, bahkan bertambah,dan bertambah

N= Niatkan mencari ridho  Alloh semata &  sbg bekal menuju akhirat .

“ Barang siapa yang menjadikan akhirat  sebagai tujuannya, maka akan Alloh mudahkan rezkinya, dikayakan jiwanya, dan dunia akan mendatanginya meskipun ia enggan “

I= Istighfar

”Barangsiapa melazimkan ucapan istighfar, niscaya Alloh jadikan pada setiap kesempitannya kelapangan, pada setiap kesulitannya jalan keluar, dan diberi rezki dari arah yang tak disangka-sangka “

 ( Muhammad Kasif, Jakarta )

 NB :  Tulisan diatas merupakan intisari dari ceramah ditambah komentar pelengkap dari dewan juri. Tentunya dengan suasana humor yang lebih dari sekedar ' EMPAT MATA', kareana kita bercanda di jalan yang benar.

Special moment :

Adalah ketika Juri memperlihatkan tayangan  Dai Ambia saat  ia mendapat tugas ‘ceramah jalanan’   kepada para rentenir. Dengan latar sebagai salah seorang  Jagoan Silat Betawi, ia menjalaninya dengan penuh keberanian mski ucapan sinis nan keras yang ia dapat. Karena itu juga merupakan sesuatu yang akan hadapi ketika terjun ke masyarakat nanti sebagai seorang Dai. Hal ini mengingatkan Juri 3 , Pak Diky Chandra tentang PR yang ia tinggalkan sewaktu mengundurkan diri dari jabatan Wakil Bupati di Kotaku, Garut. Dimana daerah yang subur makmur  dan dikelilingi pegunungan yang indah ..( pantaslah julukan atasnya sbg SWISS VAN JAVA ).., ternyata masyarakat nya masih banyak yang terhimpit kesulitan ekonomi akibat jerat lintah darat. Hal ini tak lepas dari kurangnya koordinasi antara Lembaga Peyuluhan, Pejabat APBD, dan bank-bank terkait.  Sebuah realita yang tentunya juga menjadi salah satu PR- ku.

 

 Billah fi sabililhaq,

Terima kasih banyak ANTV, maju terus para Dai MUda ku.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar